SIDANG Komisi ke-72 United Nations
Economic and Social Comission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) telah
berlangsung sejak Minggu (15/5) dan berakhir pada hari ini, Kamis (19/5) di
Bangkok. Tema sidang tahun ini adalah “Science, technolgy and innovation for
sustainable development”.
Sidang telah mengesahkan 12 resolusi
yang digunakan untuk memberikan arahan dan kebijakan strategis bagi program
kerja UN-ESCAP ke depan.
Indonesia juga menyampaikan resolusi
terkait penguatan dan perubahan statuta “Centre for Alleviataion of Poverty
through Sustainable Agriculture” yang merupakan Pusat kajian pengentasan
kemiskinan melalui pertanian untuk Asia dan Pasifik yang berlokasi di
Bogor.Sidang dihadiri wakil-wakil dari Pemerintah negara-negara Asia dan
Pasifik, organisasi internasional dan lembaga terkait lainnya.
Delegasi Indonesia yang dipimpin
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya
menyampaikan pidatonya dengan menegaskan bahwa 2016 merupakan tahun awal untuk
mengimplementasikan kesepakatan dunia yang tertuang dalam Agenda 2030 untuk
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan atau dikenal dengan Sustainable
Development Goals (SDGs).
Selain itu, Kepala BMKG juga
menegaskan pentingnya permbangunan serta pengembangan ilmu dan teknologi dalam
pencapaian tujuan SDGs, terutama dalam konteks nasional.
SDGs memiliki 17 tujuan utama dan 169
target guna pencapaian tujuan-tujuan pembangunan hingga 2030 dan juga untuk
meneruskan tujuan pembangunan setelah berakhirnya Millenium Development Goals
(MDGs) 2015.
Komitmen Indonesia ini melanjutkan
usaha pencapaian pembangunan berkelanjutan yang ditegaskan Kepala BMKG pada
Sidang UN-ESCAP dalam pidatonya, termasuk rencana pembentukan Sekretariat
Nasional untuk mengimplementasikan SDGs dengan peraturan terkait.
Di sela sidang Komisi ini, Kepala
Badan BMKG menandatangani Memorandum of Agreement (MoA) antara BMKG dan
UN-ESCAP, yang pada dasarnya menjadikan BMKG menjadi Pusat Regional kawasan
Asia Pasifik untuk peningkatan kapasitas pemantauan resiko dan peringatan dini
bencana alam dalam kaitan perubahan iklim dalam kerangka Kerjasama
Selatan-Selatan.
Dengan penandatanganan MoA ini,
Pemerintah Jepang telah menyediakan dana sebagai bentuk kerja sama triangular
antara Indonesia, Jepang dan UN-ESCAP.
Staf Khusus Menteri Perhubungan, Duta
Besar Dewa Made Juniarta Sastrawan yang juga merupakan Alternate Ketua Delegasi
Indonesia pada sidang Komisi tahun ini juga mengadakan pertemuan Bilateral
dengan Executive Secretary UN-ESCAP Shamsad Akhar.
Duta Besar Made Sastrawan dan Shamsad
Akhtar membahas perlunya kerja sama antara Indonesia dan UN-ESCAP dalam
mengembangkan peningkatan kapasitas bagi negara-negara Asia dan Pasifik
khususnya dalam penanganan transportasi dan interkonektifitas.
Dalam kesempatan pertemuan bilateral
tersebut Dubes Made Sastrawan juga menginformasikan Indonesia akan menjadi tuan
rumah Pertemuan Menteri Transportasi dalam kerangka Asia Europe Meeting (ASEM).
Selain itu, pertemuan tersebut juga
digunakan untuk membicarakan mengenai lembaga Centre for Alleviation of Poverty
through Sustainable Agriculture (CAPSA) yang berpusat di Bogor, Indonesia dan
usaha untuk meningkatkan peran Pemerintah Indonesia pada CAPSA.
Di samping itu, Kepala Badan BMKG
juga menjadi pembicara utama pada dua side-eventsecara terpisah di sela sidang,
yaitu “Building Regional Tsunami Awareness” yang diorganisir oleh Pemerintah
Jepang, dan “Transforming Adversity into Disaster and Climate Resilience” oleh
Pemerintah Fiji.
Pada dasarnya, Indonesia diakui telah
memiliki banyak pengalaman dan kemampuan dalam mendeteksi melalui sistem
peringatan dini (early warning system) terhadap berbagai bencana alam.
Kontribusi dan peran Indonesia dalam
hal pengembangan kapasitas untuk regional Asia dan Pasifik juga diakui sebagai
bentuk dalam kerangka kerjasama selatan-selatan, termasuk bantuan konkrit dari
Pemerintah Indonesia kepada Fiji dalam recovery phase terhadap penanganan
bencana Cyclone Winston yang menimpa Kepulauan Fiji pada Februari 2016 lalu.
Delegasi RI pada Sidang Komisi ke-72
ini diwakili oleh pejabat dari BMKG, Kementerian Perhubungan, Kementerian
Pertanian, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Kementerian
Perdagangan, Kementerian Luar Negeri dan KBRI Bangkok. (RO/OL-3)
Sumber : http://www.mediaindonesia.com/news/read/46222/indonesia-suarakan-implementasi-agenda-2030-pada-sidang-regional-pbb-asia-pasifik/2016-05-19 , Kamis,
19 Mei 2016 14:01 WIB Penulis: Basuki Eka Purnama
0 comments:
Post a Comment