Friday, December 11, 2015

Peneliti Korea Akui Kecanggihan Fasilitas BMKG Milik Indonesia


Rimanews - Peneliti asal Korea Selatan, Hak Soo Kim, mengatakan fasilitas deteksi bencana milik Indonesia yang dioperasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memiliki kekhasan untuk Indonesia sehingga perlu dikembangkan sesuai dengan bentang alamnya.

"Fasilitas milik Indonesia ini memiliki spesifikasi yang sesuai dengan karakteristik alam Indonesia. Dengan begitu, kecanggihannya tidak bisa dibandingkan dengan milik Korea, bahkan dengan negara manapun," kata Kim yang juga co-Chair of International Organizing Committee/Fellow of Korean Academy of Science and Technology saat berkunjung ke Kantor BMKG, Jakarta, Rabu (09/12/2015).

Ia mengatakan bahwa Korsel pernah memakai teknologi deteksi bencana, cuaca, dan iklim buatan Jepang. Akan tetapi, tidak dapat digunakan dengan optimal di Korsel. Teknologi impor itu akhirnya harus dimodifikasi sesuai dengan karakteristik alam Korea.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara yang sangat luas, tetapi memiliki fasilitas deteksi cuaca, iklim, dan bencana yang memuaskan. Untuk itu, hal ini perlu dipertahankan guna kemaslahatan masyarakat, terutama informasi tentang kebencanaan.

Sementara itu, Kepala BMKG Andi Eka Sakya mengatakan bahwa tingkat akurasi prakiraan cuaca dan iklim oleh lembaganya ada di level 75--80 persen dan sudah relatif cukup bagus.

Alasannya, kata dia, Indonesia memiliki beragam bentang alam di sekitar khatulistiwa yang terdiri atas lautan dan daratan.

Akurasi prakiraan oleh BMKG sebesar 75--80 persen ini sesuai dengan standar World Meteorological Organisation (WMO). Sementara itu, untuk menjadikan tingkat akurasi menjadi 90 persen terbilang sulit.

"Kami memiliki 35 radar di seluruh Indonesia. Kami juga dibantu satelit dari Jepang, NASA, Tiongkok, dan Korea. Dengan begitu, ada 179 stasiun dan ribuan pengukur hujan. Semakin rapat ketelitiannya, semakin bagus," papar dia.

Indonesia, kata Andi, memiliki karakter iklim dan cuaca yang cenderung berbeda dengan negara-negara lain, termasuk negara-negara maju.

Ia mencontohkan Singapura, Jepang, Amerika Serikat, Kanada, dan Finlandia merupakan negara yang terbilang maju. Kendati demikian, kondisi iklim dan cuaca di negara-negara tersebut memiliki perbedaan yang mencolok dengan Indonesia.

"Indonesia berbeda dengan negara lain, misalnya, dibanding Singapura. Interaksi lautan di atmosfer kita lebih kompleks dibanding negara daratan, termasuk Kanada, Amerika Serikat, atau Finlandia, yang cenderung dekat dengan sangat utara (jauh dari khatulistiwa)," katanya.


Sumber : http://nasional.rimanews.com/peristiwa/read/20151209/249742/Peneliti-Korea-Akui-Kecanggihan-Fasilitas-BMKG-Milik-Indonesia | Editor : Akhmad Kholil | Sumber : Antara | 09 Desember 2015, 23:45.

0 comments: