INILAHCOM,
Jakarta - Hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
menyebutkan El Nino akan menimpa Indonesia pada tahun ini, mencapai puncaknya
pada 2 bulan ke depan.
Kepala BMKG
Andi Eka Sakya menjelaskan musim kemarau tahun 2015 akan lebih panjang
dibandingkan tahun lalu sebagai dampak dari munculnya El Nino dan menyebabkan
awal musim hujan 2015/2016 akan mengalami kemunduran.
"Kondisi
itu dikarenakan pada tahun ini terjadi El Nino yang telah mencapai level
moderat dan diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai dengan Desember
2015," ujar Andi kepada wartawan di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (7/8).
El Nino
merupakan fenomena alam terkait dengan kenaikan suhu permukaan laut melebihi
nilai rerata di Samudera Pasifik sekitar Ekuator yaitu daerah sekitar Chili,
Peru, dan Amerika Latin.
Peristiwa
itu membawa dampak kekeringan panjang di beberapa daerah di Indonesia terutama
Indonesia bagian timur dan daerah-daerah yang terletak di lintang selatan
seperti Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel, dan Papua bagian
selatan.
Andi
menegaskan El Nino berbeda dengan gelombang panas. El Nino berdampak kekeringan
yang memperpanjang waktu musim kemarau. Prakiraan lama waktu dampak bagi
Indonesia berkisar 4-5 bulan. Hal itu dikarenakan dampak tersebut dinetralisir
oleh musim hujan.
Sementara
itu, gelombang panas terkait dengan fenomena cuaca yang diindikasikan oleh
kenaikan suhu local secara signifikan dalam waktu singkat. Gelombang panas
tidak melewati dan masuk ke wilayah Indonesia yang beriklim tropis, gelombang
panas biasanya terjadi di wilayah yang beriklim subtropis di atas lintang 10
derajat baik di utara dan selatan.
"Oleh
karenanya, perlu dipahami bahwa El Nino bukan gelombang panas," ujar Andi.
Berbareng
dengan munculnya El Nino ini biasanya diikuti dengan mendinginnya suhu mula
laut di beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera bagian barat, Jawa bagian
selatan, Sulawesi dan Maluku bagian utara. Selain berdampak pada proses
pembentukan awan yang cukup sulit karena proses penguapan rendah, juga sering
dirasakan hembusan anginnya pun terasa lebih dingin.
Di balik itu
semua, kloropil di wilayah tersebut akan kondusif dan menjadikan potensi panen
ikan juga lebih tinggi di wilayah-wilayah tersebut. Tidak semua negatif.
Sebaliknya, El Nino membawa dampak positif bagi sektor kelautan karena suhu
muka laut di wilayah indonesia dingin sehingga dapat menambah populasi ikan
yang nantinya dapat meningkatkan tangkapan ikan.
"Dan
juga, kondisi kering yang lebih panjang, meningkatkan potensi hasil garam yang
lebih banyak pula," papar Andi. [rok]
[http://nasional.inilah.com/read/detail/2227988/kepala-bmkg-el-nino-bukan-gelombang-panas] - Oleh : Abdullah Mubarok | Jumat,
7 Agustus 2015 | 19:19 WIB
0 comments:
Post a Comment