Paris
(ANTARA News) - Pemerintah Indonesia dan Perancis mengakhiri kerja sama
pengembangan sistem informasi, terutama peringatan dini cuaca buruk yang telah
berlangsung selama tiga tahun antara Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) dan Meteo France Internasional atau BMKG-nya Perancis.
Menteri
Luar Negeri Retno Marsudi dan Presiden Meteo France, Patrick Benichou di sela
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Iklim di Le Bourget, Paris, Selasa waktu
setempat menandatangani nota penutupan proyek kerja sama atau "closing
project" tersebut.
Dalam
pidatonya, Menlu mengatakan bahwa kerja sama tersebut digagas saat dirinya
masih menjabat sebagai Direktur Jendral Eropa dan Amerika di Kementerian Luar
Negeri pada 2012.
"Saya
berharap, kerja sama ini tidak berakhir di sini, tapi akan ada kerja sama
berikutnya yang bermanfaat untuk pengembangan sistem informasi cuaca di
Indonesia yang harus beradaptasi dengan perubahan iklim," katanya.
Sementara
Presiden Meteo France, Patrick Benichou dalam sambutannya mengatakan bahwa
kerja sama yang dibangun antara BMKG dan Meteo France selama 2012 hingga 2015
telah mencatat sejumlah keberhasilan dalam pelayanan informasi cuaca.
"Terutama
dalam mengembangkan sistem informasi yang digunakan untuk berbagai sektor,
antara lain pertanian, perikanan dan transportasi," katanya.
Layanan
informasi yang diberikan antara lain prediksi informasi cuaca harian, prediksi
intensitas hujan, informasi titik panas hingga informasi titik api yang
mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan.
Selanjutnya
di bidang sistem peringatan dini klimatologi, layanan informasi yang tersedia
difokuskan pada sistem peringatan dini cuaca buruk atau cuaca ekstrem seperti
hujan lebat dan angin kencang.
Sementara
Kepala BMKG, Andi Eka Sakya dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa kerja
sama antara Meteo France dan BMKG yang terjalin selama tiga tahun sangat
penting dalam memodernisasi sistem informasi di BMKG.
"Sistem
informasi peringatan dini cuaca buruk ini sangat penting karena angka
kecelakaan di Indonesia menyebutkan bahwa 28 persen kecelakaan berkaitan dengan
cuaca," katanya.
Ia
mengatakan kerja sama tersebut difokuskan pada empat kegiatan yakni membangun
66 titik pengamatan cuaca yang bekerja otomatis, memasang alat di kapal-kapal
untuk mengamati cuaca di laut.
Berikutnya,
menganalisis dan memproduksi informasi cuaca dan kegiatan keempat adalah
meningkatkan kapasitas sumber daya manusia.
Sumber : http://www.antaranews.com/berita/532681/indonesia-perancis-akhiri-kerjasama-sistem-informasi-cuaca | Pewarta: Helti Marini Sipayung | Editor: B Kunto Wibisono
| Rabu, 2 Desember 2015 06:05 WIB | COPYRIGHT © ANTARA 2015
0 comments:
Post a Comment