Tuesday, October 20, 2015

El Nino Bukan Gelombang Panas


INILAHCOM, Jakarta - Hasil pantauan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan El Nino akan menimpa Indonesia pada tahun ini, mencapai puncaknya pada 2 bulan ke depan.

Kepala BMKG Andi Eka Sakya menjelaskan musim kemarau tahun 2015 akan lebih panjang dibandingkan tahun lalu sebagai dampak dari munculnya El Nino dan menyebabkan awal musim hujan 2015/2016 akan mengalami kemunduran.

"Kondisi itu dikarenakan pada tahun ini terjadi El Nino yang telah mencapai level moderat dan diprediksi akan menguat mulai Agustus sampai dengan Desember 2015," ujar Andi kepada wartawan di Kantor BMKG, Jakarta, Jumat (7/8).

El Nino merupakan fenomena alam terkait dengan kenaikan suhu permukaan laut melebihi nilai rerata di Samudera Pasifik sekitar Ekuator yaitu daerah sekitar Chili, Peru, dan Amerika Latin.

Peristiwa itu membawa dampak kekeringan panjang di beberapa daerah di Indonesia terutama Indonesia bagian timur dan daerah-daerah yang terletak di lintang selatan seperti Sumsel, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulsel, dan Papua bagian selatan.

Andi menegaskan El Nino berbeda dengan gelombang panas. El Nino berdampak kekeringan yang memperpanjang waktu musim kemarau. Prakiraan lama waktu dampak bagi Indonesia berkisar 4-5 bulan. Hal itu dikarenakan dampak tersebut dinetralisir oleh musim hujan.

Sementara itu, gelombang panas terkait dengan fenomena cuaca yang diindikasikan oleh kenaikan suhu local secara signifikan dalam waktu singkat. Gelombang panas tidak melewati dan masuk ke wilayah Indonesia yang beriklim tropis, gelombang panas biasanya terjadi di wilayah yang beriklim subtropis di atas lintang 10 derajat baik di utara dan selatan.

"Oleh karenanya, perlu dipahami bahwa El Nino bukan gelombang panas," ujar Andi.

Berbareng dengan munculnya El Nino ini biasanya diikuti dengan mendinginnya suhu mula laut di beberapa wilayah Indonesia, seperti Sumatera bagian barat, Jawa bagian selatan, Sulawesi dan Maluku bagian utara. Selain berdampak pada proses pembentukan awan yang cukup sulit karena proses penguapan rendah, juga sering dirasakan hembusan anginnya pun terasa lebih dingin.

Di balik itu semua, kloropil di wilayah tersebut akan kondusif dan menjadikan potensi panen ikan juga lebih tinggi di wilayah-wilayah tersebut. Tidak semua negatif. Sebaliknya, El Nino membawa dampak positif bagi sektor kelautan karena suhu muka laut di wilayah indonesia dingin sehingga dapat menambah populasi ikan yang nantinya dapat meningkatkan tangkapan ikan.

"Dan juga, kondisi kering yang lebih panjang, meningkatkan potensi hasil garam yang lebih banyak pula," papar Andi. [rok]



[http://nasional.inilah.com/read/detail/2227988/kepala-bmkg-el-nino-bukan-gelombang-panas] - Oleh : Abdullah Mubarok | Jumat, 7 Agustus 2015 | 19:19 WIB

0 comments: