Wednesday, September 14, 2011

Rahasia Allah

Menurut sebuah hikayat, yang diceritakan di suatu khotbah Jum'at, pada zaman dulu tersebutlah seorang raja yang amanah, adil dan bijak. Rakyat di Negara tersebut sangat menyayanginya. Apapun titah sang baginda, tidak ada kasak kusuk yang mengandung sak wasangka tentang niat dibalik perintah tersebut. Rakyat sangat mempercayai bahwa apapun titah baginda merupakan bagian dari proses perbaikan di Negara tersebut.
Suatu saat, sang raja menderita sakit yang sudah agak lama, banyak tabib telah diminta pendapatnya tentang cara-cara penyembuhan dan obat-obat yang diperlukan. Tidak satu pun tabib di Negara tersebut dapat menyembuhkan penyakitnya. Para punggawa istana pun telah berusaha untuk mendapatkan informasi tabib yang sangat mumpuni untuk menyembuhkan penyakit sang raja. Seorang tabib dari Negara tetangga, yang memang sangat terkenal tidak saja dalam menyembuhkan berbagai jenis penyakit, tetapi juga ke-alimannya. Diundanglah tabib tersebut ke istana, untuk mengobati sang raja. Disebutkan bahwa obat bagi sang raja sesungguhnya mudah, karena bisa ditemukan  pada jenis ikan-ikan yang dapat diperoleh di sepanjang pantai Negara sang raja.
Pada hari ketika sang raja bertemu dengan tabib tersebut, tepat pada musim ketika ikan-ikan itu biasanya mudah ditemukan. Bahkan, para nelayan di pantai tersebut mudah sekali mendapatkannya. Pada musimnya ikan-ikan jenis yang disebutkan tabib, biasanya muncul dan menuju ke pantai, untuk kemudian menghilang pada musim berikutnya. Para pembantu raja pun, mendengar jenis obat yang begitu mudah didapatkan, sangat bergembira. Karena, obat mudah ditemukan dan sang raja akan kembali sembuh.
Tetapi disebutkan di dalam cerita itu, bahwa ternyata tidak satu pun ikan-ikan yang biasanya mudah ditemukan itu, didapati oleh siapa pun, baik nelayan maupun para pembantu sang raja. Raja pun semakin parah sakitnya dan akhirnya wafat, tanpa bisa mendapatkan obat yang mujarab tersebut.
Beberapa tahun berjalan. Di Negara tetangga, raja yang bertahta sangat lah lalimnya. Rakyat berharap agar raja tersebut segera meninggal, dan digantikan oleh raja yang jauh lebih baik. Ketidak-adilan, kelaliman dan kekejaman sang raja telah membuat rakyat sangat menderita. Suatu saat dalam perjalanan tahtanya, ia menderita sakit. Tanda-tanda penyakitnya sama persis dengan penyakit raja yang pertama di negara tetangga. Pembantu i istana pun segera memanggil tabib yang dapat memberikan saran jenis obat yang diperlukan. Tabib tersebut, setelah memeriksa jenis penyakit yang diderita oleh sang raja, memberikan resep yang sama. Pada hari sang raja tersebut diberi resep, sesungguhnya  bukanlah musim bagi  jenis ikan tersebut keluar. Akan sulit sekali bagi nelayan untuk menamukannya. Para pembantu dekat sang raja pun membuat sayembara dan akan memberikan hadiah bagi siapa saja yang dapat memberikan obat bagi sang raja.
Masyarakat yang membenci sang raja tetap saja enggan dan tidak tertarik oleh sayembara dan hadiah yang ditawarkan. Saking bencinya, mereka berharap, tidak satu pun ikan akan didapatkan oleh para pembantu dekatnya. Tanpa menunda waktu, para pembantu dekat sang raja, memaksakan diri untuk pergi ke laut, walau pun tidak begitu berharap untuk mendapatkan ikan, mengingat musim itu bukanlah musim ikan-ikan tersebut keluar. Anehnya, setibanya di pantai, para pembantu dekat sang raja mendapati begitu banyak ikan bergeleparan di tepi pantai. Dengan senang dan bangga mereka memperoleh obat bagi sang raja. Dan, sang raja pun akhirnya sembuh.
Di suatu sore yang indah, malaikat bertanya kepada Tuhan: "Ya Allah Azza Wa Jalla, mengapakah rakyat yang sudah menderita Engkau biarkan tetap menderita dengan sembuhnya sang raja, sementara pada masa lalu, rakyat yang berharap bagi sang raja justru Engkau panggil menghadapMu?". "Wahai malaikatKu yang Aku berkahi, raja yang dipenuhi kebaikan itu, ia Kutaburi dengan begitu banyak pahala dan berkah. Ia mempunyai satu kejelekan di masa hidupnya. Aku menginginkan, ia menghadapKu dalam keadaan yang bersih. Ikan-ikan yang menghilang adalah merupakan balasan dari kejelekan itu. Sedangkan raja yang lalim itu, mempunyai satu kebaikan dari berbagai kejahatan, kelaliman dan kemungkaran yang telah ia perbuat terhadap rakyatnya. Keberadaan ikan itu sebagai balasan yang Aku berikan kepadanya. Kiranya engkau memahami maksud dibalik semua kejadian itu, hai para malaikat". Dan, para malaikat pun kembali tersungkur dalam kekhusyukan bersujud dan beristighfar kepada-Nya.
[Bandung, 9 Juni 2007/ Kenangan bagi alm. ananda Satya]

(Andi Eka Sakya. Buletin Dakwah "Bilal", Tahun ke-4 Edisi Desember 2007-Maret 2008. ISSN: 1829-5177. hal. 38)

0 comments: