indopos.co.id
– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan
Geofisika (BMKG) mengirimkan enam penelitinya ke Antartika dan Puncak Jaya,
Papua. Tujuannya untuk memahami pengaruh laut terhadap kondisi iklim dan cuaca
Indonesia.
Kepala
BMKG Andi Eka Sakya mengatakan, Indonesia merupakan negara maritim terbesar di
dunia. Lebih dari 70 persen wilayahnya merupakan wilayah lautan. Iklim di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh sirkulasi monsoon panas Autralia yang terjadi
pada April hingga September dan sirkulasi monsoon dingin Asia yang terjadi pada
Oktober hingga Maret. ”Ini menyebabkan pemahaman terhadap kondisi laut menjadi
sangat penting, mengingat Indonesia dipengaruhi oleh Samudera Pasifik dan
Hindia,” ujarnya.
Dua
peneliti BMKG, Wido Hanggoro dan Kadarsah, kemarin melakukan pelayaran
menggunakan kapal riset ke Stasiun Meteorologi Davis di Kutub Selatan. Mereka
bergabung bersama dengan Tim Ekspedisi Bureau of Meteorology (BoM) –Australian
Antarctic Division (AAD). Dalam perjalanannya, tim tersebut akan mengumpulkan
dan menganalisis data kondisi laut menggunakan berbagai alat dan data
observasi. ”Simulasi model meteorologi resolusi tinggi dan pengamatan udara
atas menggunakan Light Detection and Ranging (LIDAR) akan difokuskan di Stasiun
Meteorologi Davies,” ujar Andi.
Bersamaan
dengan dua peneliti tersebut, BMKG juga memberangkatkan empat peneliti lainnya
yakni, Dyah Lukita Sari, Ferdika A. Harapak, Najib Habibie, dan Donny
Kristianto ke Puncak Jaya Papua. Tim melakukan ekspedisi penelitian untuk
memahami dampak pemanasan global di wilayah khatulistiwa. ”Penelitian ini
merupakan kerja sama BMKG dengan Ohio University, Colombia University dan
Freeport yang dilakukan untuk ketiga kalinya sejak 2010,” ujar Andi.
Rangkaian
ekspedisi penelitian tersebut merupakan program penelitian dan sekaligus
menjadi “batu-tapak” kontribusi Indonesia terhadap pemahaman dinamika iklim
secara global. Posisi strategis geografi Indonesia menjadi kunci pemahaman
dinamika iklim dan perubahannya. Langkah kebijakan ini juga menjadi bagian dari
keberpihakan BMKG dalam bidang penelitian dalam mendukung upaya peningkatan
pelayanan meteorologi, klimatologi dan geofisika, serta peningkatan SDM
Indonesia.
Andi
berharap hasil penelitian dari kedua ekpedisi tersebut akan menjadi sumbangan
yang sangat berharga secara global. Hasilnya diharapkan memberikan pemahaman
hubungan telekoneksi iklim antara wilayah tropis dengan antartika. ”Kedua
ekspedisi tersebut merupakan masukan berharga bagi rangkaian penelitian 2017–2019.
Pada 2017–2019 merupakan Tahun Benua Maritim atau Year of Maritime Continent
(YMC) dan Year of Polar Initiative (YPI) di Antartika,” ujarnya.
Untuk
itu, sebelum pelaksanaan kedua ekspedisi tersebut, BMKG melakukan program
terkait kemaritiman di antaranya melalui kerja sama BMKG, BPPT dan NOAA-USA,
dalam Indonesia Program Initiative on Maritime Observation and Analysis
(Indonesia Prima) berupa ekspedisi pelayaran ke Samudera Hindia dengan
memanfaatkan Kapal Baruna Jaya I pada 16 April–15 Mei 2015. (dni)
Sumber : http://www.indopos.co.id/2015/10/bmkg-kirim-tim-peneliti-ke-antartika-puncak-jaya.html | Uploader PRATAMA
0 comments:
Post a Comment